06 Juni 2011

Tong Tong Fair


Minggu lalu saya pergi ke Tong Tong Fair di Den Haag. Tong Tong Fair (sampai tahun 2008 terkenal sebagai Pasar Malam Besar) adalah event Eurasia tahunan terbesar didunia. Untuk informasi lebih lengkap silahkan kunjungi Tong Tong Fair website. Ada dua alasan untuk tidak melewatkan event besar tahunan ini, untuk mengenal lebih dalam budaya Indische Nederlanders atau Indo bukan Indonesia (untuk lebih jelas bedanya Indo dan Indonesia baca disini) dan tentu saja untuk urusan kuliner. Urusan budaya Indische Nederlanders saya ulas di chez Lorraine dan disini akan saya bahas kuliner di Tong Tong Fair.


De Indische Keuken
Di edisi Tong Tong Fair tahun ini pengunjung dapat melihat pameran De Indische Keuken (Dapur Indo). Selain memajang alat-alat dapur dan bahan-bahan masakan, juga ada informasi tentang asal muasal dapur Indo. Ternyata menurut data dari peneliti disini, kuliner Indo itu sarat dengan pengaruh dari beberapa negara Eropa. Beberapa hidangan yang sepertinya asli Indonesia ternyata berasal dari dapur Indo dan sebaliknya. Contoh hidangan Indo yang merakyat di Indonesia: Makaroni Skotel (ejaan Belandanya Macaroni Schotel), Pastel Tutup (Pastel Toetoep yang terinspirasi dari Sheperd's Pie), Risoles (dengan isi ragoĆ»t yang berasal dari Perancis), Kroket (orang Belanda sendiri menjiplak jajanan ini dari orang Perancis, Croquette) dsb. Lucunya untuk kita sebagai orang Indonesia melihat ejaan Indo untuk hidangan Indonesia yang merakyat disini seperti: Roti Koekoes (maksudnya Bolu Kukus), Pepesan (pepes), Oerap-oerap atau urapan (kita bilang urap atau urab), Kacang Boeboer (bubur kacang hijau) dsb. Pengetahuan saya bertambah melihat pameran Indische Keuken ini.
 


Indonesiƫ-Paviljoen
Di tenda khusus untuk penjual dari Indonesia saya akhirnya ketemu Keripik Sanjai dan Getas Bangka. Di tenda ini banyak penganan asli Indonesia seperti abon, ikan dan cumi asin, kremes, brondong jagung dll. Lumayan untuk melepas rasa kangen produk Indonesia asli.


Workshops masak
Banyak workshops memasak yang dapat pengunjung ikuti disini. Saya dan si kecil selalu berusaha melihat 1 workshop setiap kali ke Tong Tong Fair. Dalam sehari bisa ada 3 workshop masak yang menunya sudah ditentukan dari awal dan ada dibuku acara.



Makanan
Tong Tong Fair lokasinya di tenda-tenda besar yang dihubungkan dengan koridor. Untuk tenda makanan ada 4 tenda yang namanya Eetwijk (daerah makanan): Eetwijk Oost, Eetwijk West, Eetwijk Noord dan Eetwijk Zuid. Memang orang Indo itu suka makan, sama lah seperti orang Indonesia. Jadi jangan heran sepanjang hari itu selalu ngemil jajanan. Di Eetwijk itu ada sekitar 20 restaurant yang tiap tahun berdagang makanan, minuman dan jajanan. Tiap tahun ada pemilihan restaurant terbaik dengan hadiah Zilveren Lepel (sendok perak). Tidak semua restaurants di Tong Tong Fair menyajikan makanan yang rasanya enak. Seperti kemarin saya memesan 1 porsi nasi rames € 8,5. Nasinya terlalu matang, sayur buncisnya juga. Rasa bumbu rendang dan sambal goreng telornya sama (?). Ada memang beberapa restaurant yang rasa makanannya enak tapi waktu makan malam susah cari meja kosong. Jadi saran saya, kalau kalian sempat ke Tong Tong Fair, lapar, pesan makanan yang standar seperti Sate Ayam, Kambing atau Soto Ayam.


Jajanan dan minuman
Di Tong Tong Fair jajanan itu ada hampir disetiap sudut tenda. Bahkan diluar tenda Eetwijk pun, stand penjual jajanan banyak. Seperti stand si samping kiri podium besar di Grand Pasar (tenda utama Tong Tong Fair). Pisang Goreng dan Es Cendol itu wajib hukumnya kalau ke Tong Tong Fair walaupun harganya semakin meroket. Dua penganan ini tidak pernah mengecewakan rasanya. Sebelum pulang saya lihat ada promo, 4 mangga golek dan manggis. Masuklah buah-buahan tropis ini ketas bawaan. Walaupun cape, sedikit ngomel karena nasi ramesnya abal-abal tapi akhirnya puas pulang kerumah.


Untuk orang Indonesia pertama kali ke Tong Tong Fair itu pengalaman yang tidak bisa cepat lupa. Dimana lagi di Eropa ada festival Eurasia sebesar ini. Aroma masakan, jajanan dan icip-icip itulah yang membuat pengunjung selalu datang ke Tong Tong Fair, tiap tahun.



2 komentar:

  1. Weeeeeew singkong goreng&pisang goreng segitu harganya??? disini bisa dapet seabrek,hehe...yah maklum namanya juga di negeri orang & festival pula, pasti harganya selangit...

    salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitulah harga jajanan Indonesia di Belanda. Memang Singkong gorengnya mahal tapi kalo Pisang goreng sih harga segitu normal :-) Salam kenal juga, terima kasih ya udah mampir disini.

      Hapus